Suku Pubian, Lampung
![]() |
pakaian adat Pepadun Pubian |
Suku Pubian disebut juga sebagai suku Pubian Telu Suku,
adalah salah satu suku yang berada di kabupaten Lampung Tengah dan
kabupaten Lampung Selatan provinsi Lampung. Suku Pubian ini kadang
disebut juga sebagai suku Abung Pubian, karena wilayah suku Pubian ini
berada dalam wilayah adat suku Abung.
Masyarakat suku Pubian ini berada di bawah naungan adat Pepadun, yang
mana adat Pepadun adalah salah satu dari dua adat dalam tradisi adat
suku Lampung.
Dari cerita rakyat pada masyarakat suku Pubian menceritakan bahwa nenek moyang suku Pubian pada awalnya masuk melalui pinggiran Way Pengubuan dan hulu Way Pubian. Telu Suku dalam identitas nama suku Pubian, maksudnya bahwa kelompok suku Pubian terdiri dari 3 suku kecil (marga).
Suku kecil (marga) pada adat suku Pubian Telu Suku:
- Tambapupus
- Menyakhakat
- Bukujadi
Menurut cerita adat pada suku Pubian, bahwa kemungkinan suku Pubian ini
berasal dari keturunan Ratu Balau. Ratu Balau adalah seorang pemimpin
dari Keratuan Balau, yaitu salah satu dari 4 Keratuan dari Kerajaan
Skala Brak.
Menurut Riwayat, Ratu Balau mempersunting Puteri dari Kerajaan Pagaruyung, oleh karena itu kedua keratuan ini masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Keturunan dari Keratuan Balau tersebar di sekitar Teluk Lampung, Balau, Natar dan Tigeneneng.
Menurut Riwayat, Ratu Balau mempersunting Puteri dari Kerajaan Pagaruyung, oleh karena itu kedua keratuan ini masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Keturunan dari Keratuan Balau tersebar di sekitar Teluk Lampung, Balau, Natar dan Tigeneneng.
![]() |
seorang perempuan suku Pubian pelantun seni Dadi |
Seni budaya milik suku Pubian yang terkenal adalah kesenian Ringget dan Bubandung, selain itu ada satu lagi seni sastra lisan Dadi.
Dalam bahasa Pubian, "dadi" berarti mengandung sindiran dan makna yang
mendalam untuk diterjemahkan. Dadi biasanya dilantunkan saat pergantian
tahun, panen raya, pertemuan bujang-gadis atau sebelum/sesudah acara
gawi. Bahkan untuk mengadakan acara dadi dipersiapkan pertemuan khusus.
Dalam membawakan Dadi membutuhkan nafas panjang dan pelantunnya harus
menguasai bahasa Lampung asli atau bahasa Lampung tinggi. Oleh karena
itu saat ini tak banyak orang Lampung yang benar-benar menguasainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar